Senin, 18 Februari 2019

Bidik Misi dan Kontroversi Hati

Beasiswa bidik misi, siapa sih yang nggak ngerti? sepertinya semua orang ngerti. Ini tentang teman-temanku yang mendapatkan bidik misi dan aku serta teman-temanku yang tidak mendapatkannya.
Ini adalah kali pertama dijurusanku ada bidik misi, kalau aku tidak salah. Dan kontroversi hati kami adalah, kami tidak menyangka siapa saja yang mendapatkan bidik misi. Ya memang ada beberapa yang tidak sesuai hati. Maksud kami adalah dia yang terlihat gonta-ganti pakaian yang tergolong bagus, meskipun kami tidak tahu itu bermerk atau tidak. Dia yang memakai tas bermerk meskipun hanya satu. Atau dia yang membawa tupperware. Haha bagi kami lucu, apalagi aku yang tidak punya tupperware (pernah punya dan hilang, itu saja pemberian). Bahkan jajan kami terlihat lebih sedikit jika dibandingkan beberapa dari mereka. Bolehkah kami merasa tidak adil? Meskipun kami belum melihat rumah mereka sekalipun. Tapi, bukankah barang dan gaya hidup juga mencerminkan ada atau tidak beradanya seseorang? Ah menjengkelkan. Aku tidak bisa apa-apa, aku hanya kesal hehe.
Kadang aku iri, kenapa bapak harus seorang PNS. Karena anak seorang PNS tidak alan dapat bidik misi, kecuali jika tidak memiliki hunian sendiri. Tapi betapa menjengkelkannya seorang aku yang seperti ini, seperti tidak punya tuhan saja. Allah itu maha adil, adil seadil-adilnya aku tahu betul. Dan setiap kejadian didunia tidak lepas dari campur tangan-Nya. Aku harus bersyukur, hampir semua kebutuhanku tercukupi melalui gaji yang diterima oleh bapak dan ibu. Lalu mari membahagiakan mereka dan tetap pada kebaikan, love.

Categories:

Mengenai Pagi dan Ambigu

Baru seminggu kemarin saya mulai aktif kuliah dan sudah banyak saja tugas yang saya dapatkan. Pagi ini, Senin 18 Februari 2019. Setengah delapan pagi, nggak terlalu pagi sih hehe. Hari ini sebelum kuliah rencana saya mampir ke kost Vita, dan dia menitip tugas untuk saya printkan. Saya iyakan permintaan tolongnya, kebetulan saya lewat tempat print-printan. Fyi yang punya tempat tsb baik hehe. "Pak ngeprint," kata saya. Si bapak mempersilahkan saya untuk duduk dan ngeprint sendiri, memang begitu budayanya. Saya akan ngeprint gambar (foto dari hp) yang sudah dijadikan file word. Jadi ketika si bapak tanya, " Ngeprint foto mbak?". Karena yang akan saya print foto jadilah saya menjawab "iya, Pak." Didalam printer sebelumnya tidak ada kertas, jadi saya nggak mikir kalau yang diisikan ke printer adalah kertas foto wkwk. Lagi, saya juga nggak nyadar waktu printer udah jalan. Yang saya sadari adalah gambarnya bagus dan berkilauan, saya masih belum sadar kalau kertasnya kertas foto. Barulah lembar kedua dan sudah hampir selesai saya mikir, 'Tunggu tunggu, bapaknya tadi bilang foto. Astagfirullah'. Jadi gini nih kalau kelamaan libur, lupa segalanya. Jadi yang beliau tanyakan tadi itu mengenai kertas yang saya gunakan. Kok ya pas gitu si bapak tanya begitu, kan jadi tekor saya hmm. Dan yang seharusnya saya harus membayar Rp4000,00 jadilah saya bayar Rp15.000,00. Yaudahlah ya, sudah jadi rezekinya si bapak pagi ini. Mungkin Allah ingin mengingatkan sesuatu pada saya hehe

Jumat, 15 Februari 2019

Kenapa kuliah Analis Medis

Ini bukan tujuan utama saya. Target saya adalah ahli gizi atau dokter hewan. Keren kali ya bisa jadi konsultan gizi atau ngobatin kucing-kucing lucu, ya meskipun aku nggak pecinta kucing juga hehe. Saya berakhir disini karena berbagai penolakan melalui berbagai tes, tidak saya sebutkan karena akan sangat panjang rangkaiannya. Dan Alhamdulillah Unair masih mau menerima saya walaupun pernah saya tolak, hehe seperti kisah cinta saja ya. Ya saya sempat diterima Unair di jurusan K3, saat itu saya hanya coba-coba ikut tes dan sekalian cari pengalaman berangkat ke kota besar sendirian (tanpa orang tua, tapi tetap dengan teman). Pengumumannya datang lebih cepat dibanding pengumuman SBMPTN. Jadilah saya dengan percaya diri menolak, padahal sbm juga belum tentu saya diterima. Kau taulah manusia seperti apa, kadang suka lupa darat. Dan sayang sekali saya sering seperti itu, jangan ditiru. Waktu itu hati saya yakin jika saya akan diterima sbm, keyakinan yang berlebihan mungkin. Dan Allah tidak menyukai semua hal yang berlebihan.
Setelah gagal sbm, berbagai tes saya lalui dengan berbagai kota yang saya datangi. Saya lolos UTUL UGM, sudah saya urus semua berkasnya terrmasuk tesbebas narkoba yang lumayan menguras dompet juga sudah saya lakukan. Langkah terakhir adalah membayar UKT sebelum daftar ulang secara ofline di Jogja. Belum saya bayar, Unair mengeluarkan pengumuman dan saya juga lolos di Vokasi Unair. Karena di UGM saya juga diterima di Vokasi, maka saya lebih memilik UNAIR. Apalagi beban UKT juga jauh lebih murah di Unair. Dan alhasil saya masuk di prodi Teknologi LAboratorium Medis (sebelumnya Analis medis atau Anmed).
Untuk tes vokasi yang kedua ini kenapa saya lebih memilih analis daripada hiperkes keselamatan kerja karena keketatannya. Analis memiliki lebih banyak pesaing, sebarnya konyol ya kok malah saya cari saingan yang banyak. Tapi disamaping itu salah satu teman ada yang memberikan saya informasi mengenai analis medis, jadilah saya memilih dia.
Saya tidak menyesal dengan pilihan saya ini. Karena target lain saya adalah saya ingin mendalami ilmu kesehatan dengan berbagai alasan yang terus berputar-putar dikepala saya. Dan analis tidaklah salah, banyak ilmu yang saya peroleh untuk bisa saya terapkan di kehidupan sehari-hari. Disamping itu saya sangat bersyukur karena dosen pengisi kuliah saya adalah orang hebat dan kebanyakan dari beliau adalah dokter senior yang memiliki gelar panjang dibelakang namanya. Semoga saja esok entah kapan saya juga dapat berkesampatan memiliki gelar yang sama panjang atau lebih panjang dari beliau. amin... doakan saya yaa

Categories:

Kamis, 14 Februari 2019

Mulai Kuliah adalah Mulai Menyakiti Diri danTeman

Minggu ini adalah awal semester genap. Saya sendiri baru semester dua, maba. Kuliah rasanya malas, asik juga main dirumah, maklum maba hehe. Semester ini saya dibebani 22 SKS, satu lebih sedikit jika dibandingkan semester kemaren. Tetapi sialnya lebih banyak praktikum, pake banget dibanding semester lalu. Meskipun 22 SKS bukan berarti saya seminggu kuliah selama 22jam. Fyi lebih banyak dari 22 jam karena banyaknya materi praktikum dan praktikum yang memakan waktu lama. Masuk kuliah artinya saya harus siap untuk ditusu-tusuk jarum ataupun diswab atau apapun yang berpeluang untuk malapraktik, ditambah yang melakukan tindakan adalah teman saya sendiri atau bahkan terkadang saya yang mengambil tindakan untuk teman saya. Hematom adalah hal yang lumrah, ngeri bukan. Ditusuk jarum dan ditinggal lari juga pernah saya alami. Saya juga pernah pinsan sewaktu demo plebhotomy  wkwkw memalukan yaa... tapi keseluruhan saya jadi menambah ilmu banyak. Dan banyak yang harus saya syukuri. Lain kali saya igin bercerita kenapa saya bisa berada disini. Dikampus kedokteran, tapi bukan bagian dari fakultas kedokteran. Lucu memang, biar saya saja yang tertawa.

Categories:

Selasa, 12 Februari 2019

Jakarta-Surabaya PP Rp250.000,00 (KAI Gumarang Eks dan Bis)

 Desember 2018 saya lupa kapan tepatnya, PT. KAI memberikan promo tiket kereta dalam acara #13LuckyDays. Tiket promo hanya tersedia pada awal bulan Desember dan akhir bulan Januari, itupun tiket yang tersedia terbatas. Beruntunglah saya mendapat informasi ini cepat dari story Zidan (makasih Papa sudah menjelaskan promo ini dengan cepat kepadaku).
Setelah mengecek promo tersebut di instagram resmi PT. KAI (@keretaapikita) dan mengecek harga di KAI Access. Saya langsung menghubungi Sazkia (Teman SMP SMA saya yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Indonesia). Sazkia menyambut antusiasme saya untuk melancong menemuinya. Akhirnya kita diskusi tanggal dan kembali memastikan harga. Setelah disepakati saya langsung pesan melalui aplikasi KAI Access. Saat itu juga saya memesan tiket berangkat dan tiket pulang. Berangkat tanggal 29 Januari 2019, sekalian Sazki balik ke perantauan. Harga yang kami dapat untuk berangkat Rp100.000,00 per orang (Gumarang Bisnis). Lalu untuk pulangnya saya jadwalkan tanggal 2 Februari 2019 sore, saya menggunakan Gumarang Eksekutif seharga Rp150.000,00. Padahal harga asli Eksekutif yang saya tahu bisa mencapai Rp500.000,00 dan harga bisnis bisa mencapai Rp300.000,00. Saya menggunakan layanan yang berbeda karena memang saya sengaja hehe, 'kapan lagi kan' pikir saya. Dan ini adalah pengalaman pertama saya naik kereta sejauh itu dan menggunakan kereta yang bukan ekonomi (maklum mahasiswa, ga punya kerjaan sampingan pula hehe).
Saat booking tiket waktu menunjukkan tengah malam dan saya tidak berani untuk sekedar keluar ke ATM, maklum perempuan. Akhirnya saya cari teman yang bisa membantu saya  untuk membayar dengan mobil banking atau siapapun yang bersedia membayarkan terlebih dahulu dengan cara apapun. Keberuntungan sedang tidak bersahabat dengan saya, nihil. Akhirnya dengan ide cerdik, setiap jam akan saya ulangi pembokingan (setiap satu jam jika tiket yang sudah dipesan tidak dibayar maka akan ter-cancle secara otomatis). Sialnya ditengah rutinitas menunggu boking-an tercancle saya malah ketiduran. Dan yang patut disyukuri, menjelang subuh tiketnya masih ada dan segera saja saya booking. Selepas subuh saya sendirian nekat pergi ke alfamart (karena ini yg paling deket kos) untuk membayar tiket sejumlah Rp350.000,00 karena berangkatnya saya bersama Sazkia.
Perbedaan antara kerata bisnis dan eksekutif hampir sama dengan perbedaan bis ekonomi dan patas wkwk. Eksekutif menyediakan bantal dan selimut  secara gratis, kalau bisnis harus nyewa seharga Rp7000,00 untuk bantal dan saya kurang tau untuk selimut. Eksekutif kursi antar penumpang bersekat dan bisa dimiringkan sandarannya, tapi bisnis tidak. Dan yang saya suka ketika berangkat naik bisnis, gerbong sepi banget. Akhirnya kursi yang tadinya depan belakang saya ubah jadi hadapan hadapan, dan yang tadinya kursi untuk dua orang saya pakai untuk diri sendiri.
Oiya selalu hati-hati saat ditempat umum, tas kalau bisa berada didepan. Ketika saya di Stasiun Pasar Senin tas punggung saya dibuka ketika saya jalan, sejenis modus pencopetan. untung saja tas saya isi utamanya adalah baju dan saya segera tersadar ketika sabun cuci muka saya ketika itu jatuh.

Categories:

Sabtu, 09 Februari 2019

Suka Makan


Dari kecil saya tidak pernah bermasalah degan makanan, asalakan rasanya masuk akal dan tidak pahit. Oh tapi saya suka beberapa rasa yang tidak masuk akal seperti nasi dengan es sirup waktu kecil. Saya adalah tipikal orang pemakan segala, tidak pilih-pilih makanan asalkan bersih dan enak hehe. Semakin saya besar kebiasaan suka makan ini agak sedikit mengusik saya karena ternyata beberapa teman lelaki yang sempat dekat dengan saya tidak menyukai kebiasaan makan saya ini. Kamu tau, saya sangat sedih. Bagi saya makanan adalah kebahagiaan, bukan doi saja yang bisa membuat bahagia. Padahal saya rasa makanan tidak banyak berperan dalam mengubah berat badan saya, meskipun saya tergolong tidak kurus tapi saya rasa masih jauh juga dari kata gemuk. Puncak-puncak saya gemuk adalah ketika SD kelas 4 atau 5, saya lupa. Berat badan saya waktu itu mencapai 48kg dan sehari bisa makan empat sampai delapan kali. Saya rasa itu tidak murni dari keinginan saya sendiri untuk makan, pasalnya saya mengonsumsi vitamin pada saat itu. Saya mengonsumsi vitamin dikarenakan saya sakit, dan vitamin tetap saya minum ketika sembuh dan akhirnya nafsu makan saya meningkat drastis. Masuk SMP berat badan turun banyak karena jauhnya sekolah dan saya bersepeda, padatnya aktifitas, dan makan saya lebih sedikit. Dari dulu sampai sekarang saya adalah penggemar jajan yang berbau minyak dan hangat, saya rasa ini memang tidak sehat. Saya bisa jajan banyak dan sampai lupa makan karena kekenyangan jajan. Saya juga suka makanan ringan yang rasanya asin dan pedas. Saya tidak terlalu antusias dengan makanan manis, tapi kalau minuman manis sih beda cerita hehe. Karena saya suka makanan, saya selalu antusias dengan usaha makanan apapun bentuknya. Ibu saya juga penyuka makan, beliau adalah orang yang sering mencoba warung ataupun kedai makanan baru. Ibu adalah orang yang bisa menilai makanan enak atau tidak hanya dari penampilan luarnya, hebat bukan. Nah tapi keahlian tersebut belum menurun pada diri saya hmm…

Categories:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html

Copyright © Moccamoc | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑