Ide sewa motor ini saya dapat
dari teman saya yang kuliah di Jogja sekaligus pemilik rumah yang saya tempati
selama di Jogja, Nizar. Awalnya kami merencanakan perjalanan menggunakan grab
atau go jek, tetapi jarak yang terpisah lebar antara satu wisata ke wisata yang
lain mengakibatkan mahalnya tarif. Akhirnya kami disarankan Nizar untuk menyewa
motor daripada uang kami habis hanya untuk akomodasi. Menurut informasi yang
saya dapatkan dari Nizar, sewa motor selama 12 jam dikenai tarif Rp25.000,00.
Di kawasan Jogja lumayan banyak penyewaan motor, khusunya penyewaan motor
mahasiwa. Jadi siapkan KTP dan KTM (Kartu Tanda Mahasiwa) jika ingin menyewa
motor.
Pagi sekitar pukul 8, berbekal
google kami mencari tempat penyewaan yang paling dekat tanpa memperdulikan review pengguna google lain. Ujung dari
perbuatan kami adalah, kami merasa tertipu oleh google wkwk. Jadi sebenarnya
ada tempat penyewaan yang oke banget menurut rating google, tapi jaraknya 3km
(jauh menurut kami, soalnya kami malas hahaha). Akhirnya kami memilih yang
paling dekat sekitar 700m, dan berangkatlah saya dan Bella menggunakan motor
Nizar yang ujung-ujungnya bingung ketika google maps menyatakan kami selesai atau sampai tujuan
tapi disekitar kami tidak ada tanda-tanda penyewaan motor. Berbekal kekesalan
kami yang disasarkan google, jadilah kami hanya mengandalkan mulut kami untuk
bertanya pada warga sekitar. Warga Jogja ramah dan baik, jadi kecil kemunkinan
untuk ditipu atau semacamnya. Toh sepertinya tidak ada untungnya menipu kami
hehe. Berbekal arahan dari warga
akhirnya saya mendapatkan tempat penyewaan motor mahasiswa seharga
Rp30.000,00/12 jam dan Rp60.000,00/hari, tidak ada potongan harga untuk menyewa
sehari. Saya ditanya mahasiswa universitas mana dan dijogja sedang apa. Lalu
Bapak yang memiliki penyewaan juga menerangkan beberapa persyaratan penyewaan
seperti yang saya tulis diatas. Karena harga berubah dari perkiraan, maka saya
harus berunding dengan teman-teman terlebih dahulu, jadilah saya meminta nomor
telepon si bapak untuk mengabari apabila saya jadi menyewa motor, agar si bapak
juga bisa menyiapkan motor sebelum kami ambil. Setelah semua sepakat kami
akhirnya kami menyewa 3 motor. Harusnya kami juga meminjam 5 helm, tapi saya
awalnya lupa tanya dan bilang. Ternyata hanya ada 2 helm, jadilah kami meminjam
helm 1 lagi di Nizar dan yang dibonceng tidak mengenakan helm selama
perjalanan. Sebelum berangkat, kami diarahkan bapak pemilik penyewaan motor
untuk mengecek STNK yang berada di jog motor dan bensin berada dibatas garis 3,
ketika kembali harus sama seperti semula. Ketika mengambil motor, jam inilah
yang tertulis pada kwitansi dan nantinya menjadi patokan kami untuk
mengembalikan.
Sebelum berangkat kami harus
mengisi bensin dan mengecek angin ban motor kami di SPBU terdekat. Kami mengisi
masing-masing motor Rp10.000,00. Dan alhamdulillahnya itu cukup sampai pulang.
Setelah kami selesai jalan-jalan, garis bensin kembali seperti semula yang
artinya kami tidak perlu untuk mengisinya lagi.
Menurut informasi dari teman saya
dan pengalaman kami memang di Bantul tidak terlalu ketat aturan lalu lintasnya.
Kami sewaktu perjalanan juga sempat beriringan dengan polisi, dan senam
jantung. Lalu kami juga melihat
disekeliling ternyata tidak hanya kami yang menggonceng tanpa helm, ada juga
warga sekitar yang seperti itu. Tindakan kami salah, kami sadar. Jadi penting
untuk memastikan di penyewaan motor memiliki helm yang cukup atau tidak, ok!
0 komentar:
Posting Komentar